Pertemuan 14 : Memahami Keteladanan Wali Songo
MARI MEMAHAMI KETELADANAN WALI SONGO
Keteladanan
Wali Songo
1.21 Meyakini keimanan Wali Songo kepada Allah Swt.
2.21 Menunjukkan perilaku peduli dan
rendah hati sebagai implementasi dari
pemahaman kisah keteladanan Wali Songo
3.21 Memahami kisah keteladanan Wali
Songo.
4.21 Menceritakan kisah keteladanan Wali
Songo.
Melalui pembelajaran jarak jauh peserta didik dapat :
1. Meyakini keimanan Wali Songo kepada Allah Swt.
2. Menunjukkan perilaku peduli dan rendah hati sebagai implementasi dari pemahaman kisah keteladanan Wali Songo
3. Memahami kisah keteladanan Wali Songo.
4. Menceritakan kisah keteladanan Wali Songo.
Kegiatan Awal
1. Salam dan Doa
2. Mari Tadarus
3. Mari kita lakukan protokol kesehatan
Kegiatan Inti
Ayo membaca kisah!
Riwayat Hidup
Maulana Malik Ibrahim
merupakan putra dari syekh Jumadil Kubra. Beliau
disebut juga dengan nama
Sunan Gresik, Sunan Tandhes, Sunan Raja
Wali. Beliau datang di pulau Jawa tahun 1404 M. dan wafat tanggal 04 April 1419
M. Makamnya di desa Gapura, Gresik Jawa
Timur.
Beliau dikenal sebagai
tokoh terhormat yang mempunyai kedudukan sebagai:
1) guru kebanggan para
pangeran;
2) penasehat raja dan
menteri;
3) dermawan kepada fakir
miskin;
4) yang berbahagia karena
syahid.
Usaha Dakwah
Daerah yang dituju pertama
kali oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim saat mendarat di Jawa adalah desa Sembalo
Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik. Lalu ia mulai menyiarkan agama Islam dengan
mendirikan masjid pertama di Desa Pasucinan, Manyar. Aktivitias yang mula-mula
dilakukan adalah berdagang di tempat terbuka dekat pelabuhan.
Setelah merasa dakwahnya
berhasil di Desa Sembalo, Maulana Malik Ibrahim pindah ke Kota Gresik tinggal
di Desa Sawo. Setelah itu, beliau datang ke Kutaraja Majapahit untuk menghadap
raja dan mendakwahkan Islam kepada raja. Namun, raja belum mau masuk Islam
tetapi menerimanya dan memberikan sebidang tanah di pinggiran Kota Gresik yang
kemudian dikenal dengan Desa Gapura.
Di Desa Gapura itulah
Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren untuk mendidik kader-kader pemimpin umat
dan penyebar Islam yang diharapkan dapat melanjutkan misinya menyampaikan
kebenaran Islam kepada masyarakat di wilayah Majapahit. Beliau juga merupakan
perintis kerajaan Islam di Jawa saat awal keruntuhan Majapahit.
Beliau berdakwah dengan
cara memenuhi kebutuhan hidup masyarakat,
yakni membuka warung dan melayani pengobatan terhadap berbagai penyakit
yang mewabah.
Teladan
Kisah keteladanannya adalah
semangatnya mendakwahkan Islam. Sunan Gresik banyak membela rakyat (Jawa) yang
tertindas oleh Majapahit. Ia juga mengajarkan caracara baru bercocok tanam.
Keteladanan akhlak yang
paling menonjol dari kisah Maulana Malik
Ibrahim adalah peduli sosial.
Nama aslinya Raden Rahmat.
Lahir pada 1401 M. dan wafat pada 1478 M. Putra dari Ibrahim Asmarakandi dan
Dewi Condrowulan. Nama Ampel diambil dari nama tempat beliau lama bermukim,
yakni daerah Ampel Denta, Surabaya.
Usaha Dakwah
Sunan Ampel dikenal sebagai
salah seorang wali yang berjuang menegakkan Agama Islam. Jasanya sangat besar
dalam menggelorakan dakwah di tanah Jawa. Dari tangan beliaulah muncul
kader-kader ulama dan para pemimpin Islam yang tangguh.
Usaha-usaha dakwah Sunan
Ampel antara lain:
a. Beliau adalah pelanjut
cita-cita perjuangan Syekh Maulana Malik Ibrahim,
b. Mendirikan pesantren di
Ampel Denta untuk mempersiapkan para ulama,
Dai dan para pemimpin Islam,
c. Mencetuskan ide untuk
mendirikan kerajaan Islam Demak,
d. Berperan mendirikan
Masjid Agung Demak,
e. Membentuk jaringan
kekerabatan melalui perkawinan para penyebar Islam dengan putri-putri penguasa
bawahan Majapahit. Dengan cara itu kekeluargaan di antara umat islam menjadi
kuat,
f. Menyerukan dakwah
kebenaran Islam kepada para penguasa dengan cara bijak, kelembutan hati, dan
sikap yang ramah. Meskipun raja Majapahit tidak bersedia masuk Islam, Raja
Majapahit tetap memberi keleluasaan kepada Sunan Ampel untuk berdakwah di
Kerajaan Majapahit,
g. Membuat rumusan istilah
“emoh limo” yaitu ungkapan singkat untuk menentang lima perbuatan yang
diharamkan dalam Islam, yakni:
1) main (judi)
2) mendem (minuman keras)
3) maling (mencuri)
4) madat (menghisap candu)
5) madon (berbuat zina).
Teladan
Kisah keteladanan yang
menarik adalah ketika Sunan Ampel berdakwah kepada Prabu Brawijaya. Meskipun
akhirnya tidak memeluk agama Islam, Prabu Brawijaya terkesan dengan ajaran
agama Islam sebagai ajaran budi pekerti yang mulia.
Keteladanan akhlak yang
paling menonjol dari kisah Sunan Ampel: Bijak, lemah lembut dan ramah
Riwayat Hidup
Bernama Raden Paku atau
Joko Samudro. Kelahiran Blambangan Banyuwangi,
Jawa Timur. Sunan Giri hidup pada tahun 1442 – 1506 M. Beliau adalah putra dari Syekh Maulana Ishaq
dan Putri Sekardadu. Anak angkat dari
Nyai Pinatih, janda kaya raya di
Gresik. Beliau tinggal di Giri. Makam
beliau berada di Bukit Giri Gajah, Dusun
Kedaton, Gresik, Jawa Timur. diambil
dari nama tempat beliau lama bermukim, yakni daerah Ampel Denta, Surabaya.
Sunan Giri dikenal sebagai
ahli negara di antara para Wali Sanga. Mendirikan pondok pesantren di Giri yang
berperan besar sebagai pengawal dakwah Islam di wilayah Jawa Timur dan
Nusantara Timur, bahkan sampai Maluku. Salah satu keturunannya yang terkenal
adalah Sunan Giri Prapen yang menyebarkan agama Islam di wilayah Lombok dan Bima,
Nusa Tenggara Barat.
Usaha-usaha dakwah yang
dilakukan antara lain:
a. Mendirikan pesantren
sebagai pusat penyebaran ilmu dan pengkaderan da’i,
b. Menciptakan berbagai
jenis permainan anak-anak, seperti jelungan, jamuran, gendi gerit dan
tembang-tembang permainan anak, seperti “Padang Bulan”, “Jor”,
“Gula Ganti”, dan “Cublak-Cublak Suweng”,
c. Mendatangi masyarakat
dan menyampaikan ajaran Islam dengan empat mata setelah memungkinkan
dikumpulkan dalam acara keramaian, misalnya, selamatan atau upacara-upacara
yang dimasukkan ajaran Islam, d. Mengarang lakon-lakon wayang dan suluknya.
Keteladanan dalam berkreasi
menciptakan tembang Islami sebagai media dakwah. Terbukti adanya permainan dan
lagu anak-anak ciptaannya
Keteladanan akhlak yang
paling menonjol dari kisah Sunan Giri adalah bersahabat.
Riwayat Hidup
Bernama Raden Makhdum
Ibrahim, hidup pada tahun 1465 – 1525 M. Putra ke 4 Sunan Ampel dan Nyi Ageng
Manila. Belajar Islam dari pesantren ayahnya di Ampel Denta dan juga pernah
belajar kepada Syekh Maulana Ishaq bersama Sunan Giri. Setelah dewasa, berkelana berdakwah di
berbagai pelosok Pulau Jawa. Beliau berdakwah melalui seni sastra dan bahasa.
Diantara perannya adalah sebagai penggubah
“Suluk Wijil” dan tembang “Tombo Ati”. Beliau dimakamkan di daerah Tuban, Jawa
Timur. Meninggalkan tulisan tangan berupa tafsir Al-Qur’an juz 15 – 30.
Usaha Dakwah
Sunan Bonang banyak
berdakwah melalui seni sastra dan bahasa untuk menarik penduduk jawa agar
memeluk agama Islam.
Gerakan dakwahnya antara
lain:
a. Berdakwah melalui pendekatan
yang lebih mengarah pada hal-hal yang bersifat seni dan budaya. Menjadi dalang
yang memainkan wayang, juga piawai menggubah tembang-tembang macapat,
b. Untuk menarik
masyarakat, salah satunya digunakan perangkat gamelan Jawa yang disebut bonang,
c. Karyanya tembang
macapat “Kidung Bonang”,
d. Penyebar Islam yang ulet
dan tangguh yang selalu memanfaatkan peluang untuk mengajak orang-orang menjadi
muslim.
Teladan
Kisah keteladanannya adalah
cara berdakwahnya yang bijak. Sunan Bonang sering menggunakan kesenian rakyat
untuk menarik simpati mereka. Ia memasukkan alat musik bonang pada seperangkat
alat musik gamelan. Oleh karena itu, ia dikenal dengan sebutan Sunan Bonang.
Sunan Bonang juga penggubah Suluk Wijil dan Tembang Tombo Ati
Keteladanan yang paling
menonjol dari kisah Sunan Bonang adalah
ulet dan tangguh.
Riwayat Hidup
Bernama Raden Sa’id, lahir
di Tuban Putra dari Raden Sahur Tumengung
Wilatikta, Bupati Tuban.
Kelebihannya: cerdas, terampil, pemberani, berjiwa besar, dan memiliki
kepedulian besar terhadap sesama. Berguru kepada Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan
Sunan Gunung Jati. Ahli ilmu tauhid, imu syariat, dan menguasai perjuangan
dakwah Islam, dan ahli sastra sehingga terkenal sebagi pujangga dengan
syair-syair yang indah dalam bahasa Jawa. Jasanya: mendirikan Masjid Agung
Demak dengan soko tatalnya, kesenian
wayang kulit dengan gamelannya, menggubah lagu “Ilir-Ilir” dan
“GundulGundul Pacul”. Wafat di desa Kadilangu.
Sunan Kalijaga dikenal
sebagai tokoh wali yang mengembangkan dakwah Islam melalui seni dan budaya.
Sunan Kalijaga juga suka menyamar dan bertindak menampilkan kelemahan diri
untuk menyembunyikan kelebihan yang dimilikinya. Bidang dakwahnya terkenal
paling luas cakupannya dan paling besar pengaruhnya di kalangan masyarakat.
Diantara usaha dakwahnya antara lain:
a. Berdakwah melalui
kesenian wayang atau mengenalkan Islam melalui
pertunjukan wayang dengan berkeliling dari satu tempat ke tempat lain,
b. Masyarakat yang ingin
nanggap wayang, bayarannya bukan berupa uang melainkan cukup membaca dua
kalimat syahadat sehingga dengan cara itu Islam berkembang dengan pesat,
c. Paling luas cakupan
dakwahnya dan paling besar pengaruhnya di kalangan masyarakat sebab memiliki
peran sebagai:
1) dalang
2) penggubah tembang
3) pendongeng keliling
4) desainer pakaian
5) perancang alat-alat
pertanian
6) penasehat sultan, dan
7) guru rohani.
Kisah keteladan Sunan
Kalijaga yaitu menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah, seperti wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk Ilirilir dan
Gundul-gundul Pacul juga dianggap sebagai hasil karyanya.
Keteladanan yang paling
menonjol dari kisah Sunan Kalijaga
adalah kreatif dalam berdakwah kepada masyarakat
Riwayat Hidup
Sunan Drajat lahir dengan
nama Raden Qasim. Hidup pada tahun 1470 M – 1522 M. Beliau merupakan putra
bungsu Sunan Ampel dan Nyi Ageng Manila, adik Sunan Bonang. Di awal, Sunan
Drajat belajar ilmu kepada ayahnya sendiri. Lalu Sunan Ampel mengirimnya untuk
belajar kepada Sunan Gunung Jati di Cirebon. Makamnya di Desa Drajat, Kecamatan
Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.
Usaha Dakwah
Sunan Drajat dikenal
sebagai penyebar Islam yang berjiwa sosial tinggi dan sangat memerhatikan nasib
kaum fakir miskin serta lebih mengutamakan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Setelah memberi perhatian penuh, kemudian Sunan Drajat memberikan pemahaman
ajaran Islam.
Usaha dakwah yang dilakukan
antara lain:
a. Menekankan kedermawanan,
kerja keras, dan peningkatan kemakmura
masyarakat sebagai pengamalan ajaran Islam,
b. Karyanya tembang
“Macapat pangkur”, Gamelan Singomengkok,
c. Mengajarkan tata cara
membangun rumah, dan membuat alat-alat untuk memikul orang, seperti tandu dan
joli.
d. Berdakwah menggunakan
tujuh dasar ajaran dalam kehidupan
1) Selalu membuat senang
hati orang
2) Dalam suasana gembira
hendaknya tetap ingat Allah dan selalu waspada
3) Dalam upaya mencapai
cita-cita luhur jangan menghiraukan halangan dan rintangan
4) Senantiasa berjuang
menekan gejolak nafsu-nafsu inderawi
5) Dalam diam dicapai
keheningan dan di dalam hening akan mencapai jalan kebebasan mulia
6) Pencapaian kemuliaan
lahir bathin dicapai dengan menjalani salat lima waktu
7) Berikan tongkat kepada
orang buta!
Berikan makan kepada orang lapar!
Berikan pakaian kepada orang yang tidak
memiliki pakaian!
Berikan tempat berteduh kepada orang yang
kehujanan!
Teladan
Kisah keteladanannya
adalah cara dakwahnya yang menekankan
keteladanan dalam hal perilaku yang terpuji, kedermawanan, kerja keras, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan agama Islam. Sunan Drajat
juga berdakwah melalui kesenian. Tembang Macapat Pangkur disebut sebagai
ciptaannya.
Keteladanan yang paling
menonjol dari kisah Sunan Drajat adalah kerja keras dan dermawan.
Riwayat Hidup
Sunan Muria lahir dengan
nama Umar Sa’id. Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dan Dewi Sarah. Makamnya di
puncak bukit lereng Gunung Muria, Kecamatan Colo, Kudus.
Usaha Dakwah
Gaya dakwahnya banyak
mengambil cara ayahnya, tetapi lebih suka tinggal di daerah yang sangat
terpencil.
Usaha dakwahnya antara
lain:
a. Bergaul dengan rakyat
jelata sambil mengajarkan bercocok tanam, berdagang dan melaut,
b. Mampu memecahkan masalah
yang sangat rumit dan pemecahannya selalu dapat diterima oleh semua pihak,
c. Karyanya: tembang Sinom
dan Kinanti.
Teladan
Keteladanan Sunan Muria
yaitu, berdakwah dengan cara lembut. Kesenian gamelan dan wayang tetap
digunakannya sebagai alat berdakwah. Sunan Muria menciptakan tembang Sinom dan
Kinanti. Sasaran dakwahnya, para pedagang, nelayan, pelaut, dan rakyat jelata. Ia
senang bergaul dengan rakyat kecil dan mengajari mereka bekerja mencari rezeki
(bercocoktanam, berdagang dan melaut).
Keteladanan yang paling
menonjol dari kisah Sunan Muria yaitu rendah hati.
Riwayat Hidup
Sunan Kudus lahir bernama
Jakfar Shadiq, Putra Raden Usman Haji
(Sunan Ngudung) dengan Nyai Anom Manyuran.
Beliau belajar kepada ayahnya, Sunan Ampel dan Sunan Giri. Sunan Kudus diberi
gelar “Waliyul Ilmi” (penguasa ilmu), menguasai ilmu dalam Islam: tauhid, usul
fiqh, fiqh, hadis, tafsir dan sastra. Beliau juga dikenal sebagai senopati
(panglima perang) Kesultanan Demak, penasehat sultan dan hakim negara. Sunan
Kudus juga mengetahui ilmu militer dan siasat perang. Peninggalangannya yang
sampai saat ini bediri kokoh yakni Masjid Agung Kudus dan Menara Kudus. Sunan
Kudus wafat pada tahun 1550 M dan dimakamkan di
bagian belakang kompleks Masjid Agung Kudus.
Usaha Dakwah
Sunan Kudus dikenal sebagai
Wali Songo yang tegas dalam menegakkan syariat Islam. Namun seperti wali yang
lain, beliau berusaha mendekati masyarakat untuk menyelami serta memahami apa
yang diharapkan masyarakat.
Selain itu Sunan Kudus juga
melakukan usaha dakwah antara lain:
a. Menggunakan jalur seni,
budaya, dan teknologi terapan yang bersifat tepat guna, seperti menyempurnakam
alat-alat pertukangan, menyempurnakan perkakas pandai besi, serta membuat keris
pusaka dan sejenisnya,
b. Memadukan antara bentuk
bangunan yang berciri khas arsitektur Islam dan Hindu yang dibuktikan melalui
bangunan Menara Kudus dan lawang kembar
Masjid Kudus,
c. Memadukan unsur Islam
dan unsur lokal. Tampak pada cerita legenda yang mengaitkan tokoh Sunan Kudus
dengan pelarangan masyarakat untuk menyembelih dan memakan daging sapi, hewan
yang di hormati oleh orangorang Hindu,
d. Dalam dakwahnya diberi
tugas memberi bimbingan dan keteladanan kepada masyarakat.
Teladan
Kisah keteladanannya yaitu berdakwah
di kalangan kaum penguasa dan priyayi Jawa. Di antara yang pernah menjadi
muridnya adalah Sunan Prawata penguasa Demak dan Arya Penangsang adipati Jipang
Panolan.
Keteladanan yang paling
menonjol dari Sunan Kudus yaitu toleransi
dan menghargai perbedaan.
Riwayat Hidup
Sunan Gunung Jati bernama
Syarif Hidayatullah. Beliau hidup pada tahun 1558-1568 M. Sunan gunung Jati
adalah putra Syarif Abdullah dan Nyai Rara Sentang. Beliau belajar secara mendalam
di Makkah dan belajar ilmu tasawuf di Bagdad (Irak). Makam Sunan Gunung Jati
terletak di Gunung Sembung, desa Astana,
Cirebon.
Strategi dakwah yang
dilakukan Sunan Gunung Jati adalah memperkuat kedudukan politis sekaligus
memperluas hubungan denga tokoh-tokoh berpengaruh di Cirebon, Banten dan Demak.
Usaha dakwah yang dilakukan
Sunan Gunung Jati antara lain:
a. Mendirikan pondok
pesantren dan mengajarkan agama Islam kepada penduduk sekitar,
b. Melalui pernikahan,
memperkuat kedudukan dan memperluas hubungan dengan tokoh-tokoh berpengaruh di
Cirebon,
c. Menggalang kekuatan para
tokoh yang dikenal memiliki kesaktian dan kekuatan politik serta kekuatan
senjata.
Sunan Gunung Jati
memberikan keteladanan yang baik dalam bekerja. Ia sering ikut bermusyawarah
dengan para wali lainnya di Masjid Demak. Pada pembangunan Masjid Agung Sang
Ciptarasa (1480), Sunan Gunung Jati melibatkan banyak pihak, termasuk para wali
lainnya dan sejumlah tenaga ahli yang dikirim oleh Raden Patah.
Keteladanan yang paling
menonjol dari kisah Sunan Gunung Jati adalah Kerja sama.
Kegiatan Penutup
Ayo membuat kesimpulan :
1. Keteladanan akhlak yang paling menonjol dari kisah Maulana Malik Ibrahim adalah peduli sosial.
2. Keteladanan akhlak yang paling menonjol dari kisah Sunan Ampel: Bijak, lemah lembut dan ramah.
3. Keteladanan akhlak yang paling menonjol dari kisah Sunan Giri adalah bersahabat.
4. Keteladanan yang paling menonjol dari kisah Sunan Bonang adalah ulet dan tangguh.
5. Keteladanan yang paling menonjol dari kisah Sunan Kalijaga adalah kreatif dalam berdakwah kepada masyarakat.
6. Keteladanan yang paling menonjol dari kisah Sunan Drajat adalah kerja keras dan dermawan.
7. Keteladanan yang paling menonjol dari kisah Sunan Muria yaitu Rendah hati.
8. Keteladanan yang paling menonjol dari Sunan Kudus yaitu toleransi dan menghargai perbedaan.
9. Keteladanan yang paling menonjol dari kisah Sunan Gunung Jati adalah Kerja sama.
Demikian, pembelajaran kita hari ini, silahkan
diulangi lagi supaya lebih faham. Tunaikan tugas evaluasi dari materi ini
sebagai uji kemampuan kalian.
Untuk pertemuan berikutnya, kita akan
belajar tentang kisah keteladanan Wali Songo.
Mari kita tutup dengan membaca do’a :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1.
Jelaskan 2 usaha dakwah yang dilakukan oleh
Maulana Malik Ibrahim!
2.
Jelaskan rumusan yang di gunakan oleh Sunan
Ampel untuk usaha dakwah!
3.
Sebutkan 3 macam permainan anak yang diciptakan
Sunan Giri sebagai sarana untuk berdakwah!
4.
Bagaimana cara Sunan Kalijaga mengajak penduduk
untuk memeluk agama Islam?
5.
Sebutkan keteladanan yang dimiliki oleh Sunan
Muria!
6.
Sebutkan keteladanan yang dimiliki oleh Sunan
Drajat!
7.
Mengapa Makhdum Ibrahim terkenal dengan sebutan
Sunan Bonang?
8.
Mengapa Sunan Kudus mendapat julukan “Waliyyul
Ilmi”?
9.
Sebutkan keteladanan yang dimiliki oleh Sunan
Gunung Jati!
10.
Sebutkan keinginan kamu setelah mengetahui
kisah keteladanan Walisongo yang berusaha menyebarkan ajaran Islam dengan
gigih!
2. Keterampilan
Buatlah
cerita kisah teladan salah satu dari Wali Songo!
Cerita yang
disusun menyebutkan riwayat hidup, usaha dakwah, karya cipta, dan perilaku
terpuji sebagai teladan dalam hidup.
0 Response to "Pertemuan 14 : Memahami Keteladanan Wali Songo"
Post a Comment