Pertemuan 13 : Kisah Teladan Nabi Musa A.s.
AKU
CINTA NABI DAN RASUL
Kisah Teladan Nabi Musa
A.s.
1.19 Meyakini kebenaran kisah Nabi Musa
a.s.
2.19 Menunjukkan sikap berani dan sikap
pantang menyerah sebagai implementasi dari pemahaman kisah keteladanan Nabi
Musa a.s.
3.19 Memahami kisah keteladanan Nabi Musa
a.s.
4.19 Menceritakan kisah keteladanan Nabi
Musa a.s.
Tujuan Pembelajaran
Melalui pembelajaran jarak jauh peserta didik dapat :
1.
Menjelaskan silsilah Nabi Musa A.s. dengan
benar.
2.
Menjelaskan perilaku terpuji Nabi Musa A.s.
yang diteladani dengan benar.
3.
Menyebutkan mukjizat Nabi Musa A.s.
4.
Memceritakan kisah teladan Nabi Musa A.s. dengan
benar
Materi Pokok
Kisah Teladan Nabi Musa A.s.
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
1.
Salam dan Doa
2.
Mari Tadarus
3.
Mari kita lakukan protokol kesehatan
Kegiatan Inti
Amati tayangan berikut!
Ayo baca kisah teladan Nabi Musa a.s.
Garis Keturunan :
Nabi Musa a.s. lahir di zaman Raja Fir’aun. Di masa itu, Fir’aun memerintahkan setiap bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh karena pengaruh mimpinya. Menurut ahli nujumnya, mimpi Raja Fir’aun menandakan akan lahir seorang bayi laki-laki dari Bani Israil yang kelak akan membinasaan kekuasaannya. Raja Fir’aun terkenal sombong dan mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Allah Swt. melindungi Musa a.s. dengan
menurunkan ilham kepada ibu Musa a.s., agar anaknya (Musa a.s.) dimasukkan ke
dalam peti, kemudian dihanyutkan ke dalam Sungai Nil.
Bayi Musa pun diselamatkan oleh seorang wanita
bernama Asiyah (istri Fir’aun). Melihat anak itu, Fira’un marah. Akan tetapi,
dengan bujuk rayu Asiyah, Fir’aun luluh hatinya, ia tidak jadi membunuh Musa
kecil.
Suatu ketika, Musa kecil menangis karena
kehausan. Asiyah memerintahkan
pengawalnya untuk mencari ibu yang dapat menyusui bayi itu. Maka,
berdatanganlah wanita-wanita yang ingin menyusui bayi Musa a.s. Namun, setiap
kali ada wanita yang hendak memberinya susu, bayi Musa a.s. tidak mau, ia tetap
menangis.
Hingga akhirnya, datanglah seorang wanita
bernama Yukabad. Wanita ini menggendong dan menyusuinya. Seketika itu juga Musa
kecil terdiam dan berhenti menangis, sampai tertidur nyenyak. Mereka tidak
mengetahui, ternyata Yukabad adalah ibu Musa sendiri.
Selanjutnya, Asiyah meminta agar Yukabad
tinggal di lingkungan istana untuk mengasuh Musa kecil. Yukabad pun bersedia,
dan dengan senang hati mengasuh anaknya sendiri di lingkungan istana Fir’aun.
Suatu ketika seorang laki-laki bergegas datang
kepada Musa a.s., dan berkata, “Hai Musa, sesungguhnya pembesar sedang
berunding untuk membunuhmu. Keluarlah
dari kota ini. Itulah nasihatku kepadamu”.
Musa a.s. mengikuti nasihat orang itu, maka
keluarlah ia dengan perasaan khawatir seraya berdoa.
Do’a Musa a.s.
“Ya Tuhanku, Yang Maha Kuasa,
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bebaskanlah aku dari cengkraman kaum
Fir’aun yang aniaya.”
(al-Qur’an dan tafsirnya
jilid vii, hal 328).
Sesampainya di negeri Madyan, ia menjumpai
sekumpulan orang yang sedang memberikan minum kepada ternak mereka. Di antara
mereka, ada dua orang gadis yang sedang menambatkan ternaknya.
Musa a.s. menyapa, “Mengapa tidak ikut bersama
mereka mengambil air?”
Kedua gadis itu menjawab, “Kami tidak dapat
mengambil air kecuali sesudah orang-orang itu telah selesai mengambilnya, dan
karena kami juga tidak kuat berebut dan berdesak-desakan dengan orang banyak
itu. Bapak kami sudah tua, karena itu pula tidak sanggup datang kemari untuk
mengambil air.”
Seketika itu juga Musa a.s. menolong kedua
gadis itu untuk memberikan minum kepada ternak mereka. Setelah menolong, Musa a.s. berteduh di bawah pohon, seraya berdoa, “Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku membutuhkan kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”.
Kedua gadis yang ditolong Musa a.s. pun pulang
ke rumahnya, dan menceritakan kepada ayah mereka bahwa telah ditolong seseorang
yang berhati mulia. Salah seorang dari gadis itu berkata, “Ya ayahku, ambillah
ia (Musa) sebagai orang yang bekerja kepada kita. Kelihatannya ia orang yang
kuat dan dapat dipercaya”. Si ayah, mengabulkan permintaan putrinya. Ternyata,
ayah kedua wanita itu tak lain adalah
Nabi Syu’aib a.s.. Di sinilah perjumpaan antara Nabi Syu’aib a.s. dengan Nabi
Musa a.s.. Pada akhirnya Nabi Syu’aib a.s. menikahkan salah satu putrinya
dengan Musa a.s..
2. Nabi Musa a.s.
Menghadapi Fir’aun
Nabi Musa a.s. telah diberi Tuhan mukjizat,
yaitu tongkat yang dapat dijadikan ular. Tangan Musa a.s. dapat mengeluarkan
cahaya dan menjadi pelindung baginya dari ketakutan. Kedua mukjizat inilah yang
dijadikan Musa a.s. untuk melawan Firaun bersama tukang sihirnya.
Kedatangan Nabi Musa a.s. di Mesir membuat
Fir’aun marah dan menuduhnya Musa a.s. sebagai tukang sihir yang hendak
mengusir Fira’un dari negeri itu. Musa a.s. telah mengingatkan Fir’aun,
”Janganlah kamu membuat dusta, nanti kamu dibinasakan dan mendapat siksa Allah
Swt.” Fira’un dan tukang sihirnya tetap saja melawan dan menantang. Akhirnya, Musa
a.s. meladeninya, dan berkata: “Kalau begitu, kumpulkanlah semua tukang
sihirmu, datanglah beramai-ramai, kita berjumpa di suatu tempat”.
Di hari perjumpaan itu, tukang sihir
Fir’aun berkata, “Ya, Musa! lemparkanlah tongkatmu lebih dahulu, atau kami yang
akan memulai lebih dahulu?” Sahut Musa a.s., “Kamulah lebih dahulu.”
Lalu tukang sihir Fir’aun melemparkan
tali-tali dan tongkattongkatnya yang kemudian berubah menjadi ular menjalar
mengelilingi Nabi Musa a.s.. Di saat demikian, Allah Swt. berfirman,
وَأَلْقِ مَا فِى يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا
صَنَعُوٓا۟ ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا۟ كَيْدُ سَٰحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ ٱلسَّاحِرُ
حَيْثُ أَتَىٰ
Artinya: “Dan lemparkanlah apa yang ada
di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat.
Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir
(belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datangnya.”
(Q.S. Taha/20 : 69).
Nabi Musa a.s. mengikuti perintah Allah Swt.
Kemudian, ia melemparkan tongkatnya, seketika itu jadilah ular besar merayap
sambil memakan ular-ular tukang sihir Fir’aun. Kejadian ini membuat sebagian
tukang sihir Fir’aun mengaku kalah dan bersujud kepada Tuhan.
Sebagaimana firman Allah :
فَأُلْقِىَ ٱلسَّحَرَةُ سُجَّدًا قَالُوٓا۟
ءَامَنَّا بِرَبِّ هَٰرُونَ وَمُوسَىٰ
Artinya: “Lalu tukang--tukang sihir itu tersungkur dengan
bersujud, seraya berkata: Kami telah percaya kepada Tuhan Harun dan Musa.”
(Q.S. Taha /20: 70)
Karena melihat tukang sihir tersebut telah
beriman kepada Nabi Musa a.s., demikian juga istrinya, Siti Asiyah, maka
Fir’aun bertambah marah dan ganas. Bersama bala tentaranya, dia menyiksa
orang-orang yang beriman termasuk istrinya sampai mati. Melihat yang demikian,
Nabi Musa a.s. dan orang-orang yang beriman mundur dan melarikan diri dari kota
Mesir.
Fir’aun dan tentaranya terus mengejar Nabi Musa
a.s. dan pengikutnya sampai ke dekat Laut Merah. Nabi Musa a.s. dan pengikutnya
kebingungan. Pada saat itulah turun wahyu dari Allah Swt. yang memerintahkan
agar Musa a.s. memukulkan tongkatnya ke permukaan laut merah. Tiba-tiba saja,
laut membelah menjadi dua bagian. Jalan yang panjang telah terentang di hadapan
mereka.
Nabi Musa a.s. dan pengikutnya terus berlari
mengikuti jalan panjang yang telah terbentang menuju seberang. Di kejauhan,
terlihat Fir’aun dan bala tentaranya terus saja mengejar Nabi Musa a.s..
Akhirnya Nabi Musa a.s. sampai di seberang dengan selamat. Sementara Fira’un
dan tentaranya masih berada di pertengahan jalan. Di saat itulah, Allah Swt. mengembalikan
laut merah seperti semula. Fira’un dan tentaranya pun ditelan oleh air laut.
Demikianlah pembalasan dari Allah Swt. terhadap orang yang durhaka.
Ayo saksikan tayangan berikut supaya lebih paham.
Kegiatan Penutup
Ayo bersama-sama membuat kesimpulan :
1.
Nabi Musa As. adalah
keturunan Nabi Adam A.s. Ayahnya bernama Imran dan ibunya bernama Yukabad.
2.
Nabi Musa Ayyub As. terkenal suka menolong dan berani
membela kebenaran.
3.
Nabi Musa As. mengajak kaum Bani Israel untuk menyembah
Allah Swt mendapat tantangan dari ayah angkatnya sendiri Fir’aun.
4.
Nabi Mukjizat antara lain tongkat yang mampu berubah menjadi ular untuk mengalahkan
para tukang sihir dan membelah lautan ketika dikejar oleh tentara Fir’aun.
5.
Teladan dari Nabi Musa As. adalah sikap
penolong terhadap sesama dan sikap berani membela kebenaran.
Demikian pembelajaran kali ini, semoga
kalian bisa memahami dengan benar, serta dapat mempraktikannya dalam bertayamum
dengan tepat.
Jangan lupa menjawab beberapa pertanyaan
sebagai uji kemampuan pengetahuan.
Tetap semangat belajar dan beribadah
Mari kita akhiri dengan mengucapkan doa
Uji Kemampuan Pengetahuan
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1.
Jelaskan silsilah keturunan Nabi Musa As.!
2.
Bagaimana keadaan kehidupan Nabi Musa As waktu
kecil?
3.
Sebutkan mukjizat yang dimiliki Nabi Musa As.!
4.
Bagaimana Nabi Musa As dapat selamat dari kejaran
tentara Fir’aun?
5.
Sebutkan teladan yang bisa kita ambil dari
kisah Nabi Musa As.!
Uji Kemampuan
Keterampilan
1.
Ceritakan kisah teladan Nabi Musa As.!
(Tulislah
secara singkat pada buku tulis)
Nama : Nur Azizah
ReplyDeleteNo Absen : 14
1. Adam As. ⇒ Syits ⇒ Anusy ⇒ Qinan ⇒ Mihlail ⇒ Yarid ⇒ Idris As. ⇒ Matisyalih ⇒ Lamak ⇒ Nuh As. ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyad ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra’u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Tarakh ⇒ Ibrahim As. ⇒ Ishaq As. ⇒ Ya’qub As. ⇒ Lawi ⇒ Azar ⇒ Qahats ⇒ Imran ⇒ Musa As.
2. Suatu ketika, Musa kecil menangis karena kehausan. Asiyah memerintahkan pengawalnya untuk mencari ibu yang dapat menyusui bayi itu. Maka, berdatanganlah wanita-wanita yang ingin menyusui bayi Musa a.s. Namun, setiap kali ada wanita yang hendak memberinya susu, bayi Musa a.s. tidak mau, ia tetap menangis.
Hingga akhirnya, datanglah seorang wanita bernama Yukabad. Wanita ini menggendong dan menyusuinya. Seketika itu juga Musa kecil terdiam dan berhenti menangis, sampai tertidur nyenyak. Mereka tidak mengetahui, ternyata Yukabad adalah ibu Musa sendiri.
Selanjutnya, Asiyah meminta agar Yukabad tinggal di lingkungan istana untuk mengasuh Musa kecil. Yukabad pun bersedia, dan dengan senang hati mengasuh anaknya sendiri di lingkungan istana Fir’aun.
3. tongkat yang mampu berubah menjadi ular untuk mengalahkan para tukang sihir dan membelah lautan ketika dikejar oleh tentara Fir'aun.
4. Fir’aun dan tentaranya terus mengejar Nabi Musa a.s. dan pengikutnya sampai ke dekat Laut Merah. Nabi Musa a.s. dan pengikutnya kebingungan. Pada saat itulah turun wahyu dari Allah Swt. yang memerintahkan agar Musa a.s. memukulkan tongkatnya ke permukaan laut merah. Tiba-tiba saja, laut membelah menjadi dua bagian. Jalan yang panjang telah terentang di hadapan mereka.
Nabi Musa a.s. dan pengikutnya terus berlari mengikuti jalan panjang yang telah terbentang menuju seberang. Di kejauhan, terlihat Fir’aun dan bala tentaranya terus saja mengejar Nabi Musa a.s.. Akhirnya Nabi Musa a.s. sampai di seberang dengan selamat. Sementara Fira’un dan tentaranya masih berada di pertengahan jalan. Di saat itulah, Allah Swt. mengembalikan laut merah seperti semula. Fira’un dan tentaranya pun ditelan oleh air laut. Demikianlah pembalasan dari Allah Swt. terhadap orang yang durhaka.
5. sikap penolong terhadap sesama dan sikap berani membela kebenaran.
🎈bakon
ReplyDelete